Senin, 13 Oktober 2014, salah satu momen pergantian hidup aku yang lewati.
Alhamdulillah selalu memuji segala kenikmatan dan bersyukur atas segala karunia
Allah SWT. Ya, momen yang tidak pernah aku bayangkan sebelumnya, yang dulu aku
sebagai murid dan duduk tegang mengerjakan beratus-ratus soal dalam beberapa
pelajaran, muka berkeringat, dan otak pun diperas untuk memahami materi yang
sebegitu banyaknya. Namun kemarin hal itu berganti, sekarang menjadi orang yang
didepan murid dan mengawasi murid-murid yang dulu persis yang aku lalui sebagai
murid, tegang, berkeringat, dan berusaha menyelesaikan satu demi satu soal. Ya
setelah bermetafosis menjadi guru, dan sekarang pun bermatofosis menjadi
pengawas ujian, lebih tepatnya pengawas Ujian Tengah Semester. Pengalaman
pertama, ya yang pertama.
Seperti pada biasanya, momen yang baru pasti banyak salah dan salah yang
terjadi, dan sialnya pula jam pertama dan pengalaman pertama menjadi pengawas
ujian, harus sendirian pula, ya benar-benar sendirian. Pertama kali membuka
berkas soal untuk kelas XI dan XII yang masih tertutup rapi di dalam amplop. Di
dalamnya sudah terdapat soal, lembar jawab, dan berita acara. Tepatnya aku
mengawasi di ruangan 25. Ya seperti pengawas biasanya, sebelum memulai
mengawasi, aku bacakan tata tertib yang harus anak-anak ketahui. Aku bacakan satu
demi satu, rasanya tata tertib ujian sudah lama tak terdengar olehku, setelah 5
tahun merantau di Jogja, rasanya kangen dengan aturan tersebut, benar-benar
kangen. Dan sekarang bukan aku yang mendengarkan, tapi sekarang aku yang
membacakan.
Setelah memebacakan tata tertib, langsung ku bagikan satu demi satu
soal-soal dan lembar jawab yang tak bagikan untuk anak-anak. Hari pertama
langsung bertemu dengan salah satu pelajaran yang aku sukai dalam hal sajak dan
puisi ini, yaitu pelajaran bahasa indonesia, ya bahasa pemesartu bangsa kita
yang kian lama makin terdegradasi. Anak-anak yang sekarang lebih menyukai
bahasa indonesia “gaul”. Setelah membagikan kepada anak-anak, sekarang tinggal
menunggu anak-anak mengerjakan soal.
Detik ke detik, menit ke menit, jam ke jam, anak-anak mengerjakan dengan
tenang, ada juga yang gelisah mengerjakan, sungguh pemandangan yang membuatku
de javu, walaupun untuk saat ini posisinya sudah berbeda. Ya sungguh
menggelikan pemandangan ini, melihat anak-anak berusaha untuk mencontek,
memberikan jawaban kepada yang lain, yang mungkin pada masa yang lalu aku dan
teman-teman melakukan seperti itu. Tapi benar-benar merasakan sensasi yang
berbeda. Allahmdulillah benar-benar merasakan kenikmatan yang luar biasa dari
Alloh SWT, Sang Maha Pengasih lagi Maha Penyanyang.
Semoga kedepannya tetap istiqomah dalam menjalani peran menjadi Guru,
Aamiin Ya Robbal ‘alamin.
No comments:
Post a Comment